Oleh : Abu Aisyah
Setelah kita dapat melaksanakan dan memahami rukun Islam apa adanya, maka semua itu tidak akan bermakna tanpa adanya Iman dalam dada.
Antara iman dengan Islam adalah dua komponen yang tidak dipisahkan antara yang satu dengan yang lainnya, jika Islam berkaitan dengan amalan anggota badan maka iman lebih kepada keyakinan dan kepercayaan yang banyak dilakukan oleh hati.
Lalu apa perbedaan dan persamaan antara keduanya? sebuah hadits panjang telah sampai kepada kita mengenai hubungan antara Iman, Islam dan Ikhsan :
عن عمر بن الخطاب رضي الله عنه قال : بينما نحن جلوس عند رسول الله صلى الله عليه وسلم ذات يوم إذ طلع علينا رجل شديد بياض الثياب شديد سواد الشعر , لا يرى عليه أثر السفر , ولا يعرفه منا أحد حتى جلس إلى النبي صلى الله عليه وسلم فأسند ركبته إلى ركبتيه ووضح كفيه على فخذيه , وقال : يا محمد أخبرني عن الإسلام , فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم " الإسلام أن تشهد أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله وتقيم الصلاة وتؤتي الزكاة وتصوم رمضان وتحج البيت إن استطعت إليه سبيلا " قال صدقت فعجبا له يسأله ويصدقه , قال : أخبرني عن الإيمان قال " أن تؤمن بالله وملائكته وكتبه ورسله واليوم الآخر وتؤمن بالقدر خيره وشره " قال : صدقت , قال : فأخبرني عن الإحسان , قال " أن تعبد الله كأنك تراه , فإن لم تكن تراه فإنه يراك " قال , فأخبرني عن الساعة , قال " ما المسئول بأعلم من السائل " قال فأخبرني عن اماراتها . قال " أن تلد الأمة ربتها وأن ترى الحفاة العراة العالة رعاء الشاء يتطاولون في البنيان " . ثم انطلق فلبث مليا , ثم قال " يا عمر , أتدري من السائل ؟" , قلت : الله ورسوله أعلم , قال " فإنه جبريل أتاكم يعلمكم دينكم " رواه مسلم
Dari Umar bin Al-Khathab radhiallahu 'anhu, dia berkata : ketika kami tengah berada di majelis bersama Rasulullah pada suatu hari, tiba-tiba tampak di hadapan kami seorang laki-laki yang berpakaian sangat putih, berambut sangat hitam, tidak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan jauh dan tidak seorangpun di antara kami yang mengenalnya. Lalu ia duduk di hadapan Rasulullah dan menyandarkan lututnya pada lutut Rasulullah dan meletakkan tangannya diatas paha Rasulullah, selanjutnya ia berkata," Hai Muhammad, beritahukan kepadaku tentang Islam "Rasulullah menjawab,"Islam itu engkau bersaksi bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad itu utusan Allah, engkau mendirikan sholat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan dan mengerjakan ibadah haji ke Baitullah jika engkau mampu melakukannya." Orang itu berkata,"Engkau benar," kami pun heran, ia bertanya lalu membenarkannya Orang itu berkata lagi," Beritahukan kepadaku tentang Iman" Rasulullah menjawab,"Engkau beriman kepada Alloh, kepada para Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, kepada utusan-utusan Nya, kepada hari Kiamat dan kepada takdir yang baik maupun yang buruk" Orang tadi berkata," Engkau benar" Orang itu berkata lagi," Beritahukan kepadaku tentang Ihsan" Rasulullah menjawab,"Engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, jika engkau tidak melihatnya, sesungguhnya Dia pasti melihatmu." Orang itu berkata lagi,"Beritahukan kepadaku tentang kiamat" Rasulullah menjawab," Orang yang ditanya itu tidak lebih tahu dari yang bertanya." selanjutnya orang itu berkata lagi,"beritahukan kepadaku tentang tanda-tandanya" Rasulullah menjawab," Jika hamba perempuan telah melahirkan tuan puterinya, jika engkau melihat orang-orang yang tidak beralas kaki, tidak berbaju, miskin dan penggembala kambing, berlomba-lomba mendirikan bangunan." Kemudian pergilah ia, aku tetap tinggal beberapa lama kemudian Rasulullah berkata kepadaku, "Wahai Umar, tahukah engkau siapa yang bertanya itu?" Saya menjawab," Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui" Rasulullah berkata," Ia adalah Jibril, dia datang untuk mengajarkan kepadamu tentang agama kepadamu" HR. Muslim no. 8
Hadits yang panjang ini membahas tentang kaitan yang begitu erat antara Iman, Islam dan Ikhsan. Kalau ikhsan sudah sangat jelas yaitu sifat muraqabah (sikap diawasi dan dilihat oleh Allah) bagi seorang hamba ketika sedang beribadah serta dalam segala tingkah lakunya. Sehingga setiap kita haruslah merasa diawasi dan selalu diperhatikan olehNya sehingga setiap aktivitas kita akan terkontrol dengan sikap ikhsan ini.
Adapun Islam dan iman maka keduanya bermakna satu manakala disebutkan dalam kesempatan yang berbeda, namun jika disebutkan dalam satu hadits yang sama maka maknanya berbeda. Keduanya juga seperti dua sisi mata uang yang berbeda namun satu kesatuan.
Islam adalah penyerahan diri secara total kepada Allah ta'ala dengan cara mengesakannya, menjalankan semua perintahNya dan menjauhi segala yang dilarangNya serta menjauhkan segala bentuk penyekutuan bagiNya dan dari para pelakunya.
Definisi ini cukup jelas sehingga Islam adalah ibarat sebuah bangunan megah sementara iman adalah perabotan di dalamnya. Sehingga Iman tanpa Islam tidaklah diterima, demikian pula Islam tanpa Iman ibarat rumah tanpa isi.
Adapun Iman adalah ucapan dan perbuatan, bisa bertambah dan bisa berkurang. Artinya, iman adalah ucapan hati dan lisan, serta perbuatan hati, lisan dan anggota badan. Ucapan hati, yaitu keyakinan dan kepercayaannya.
Adapun ucapan lisan, yaitu pernyataannya, sedangkan perbuatan hati, yaitu kepatuhan, keikhlasan, ketaatan, kecintaan dan keinginannya kepada segala amal shaleh. Adapun perbuatan anggota badan, yaitu melaksanakan segala perintah dan meninggalkan segala laranganNya. (Dr. Nashir Ibn Abdul Karim Al 'Aql : 2000).
Dapat disimpulkan bahwa Islam adalah tempat bagi iman untuk bersemayam, jika diibaratkan dengan tubuh manusia maka iman adalah ruh sedangkan Islam adalah jasadnya. Barangkali perumpamaan ini tidak begitu cocok namun cukuplah sebagai permisalan untuk memudahkan pemahaman.
Jika hubungan antara iman dan Islam adalah demikian adanya maka kita dapat simpulkan bahwa seseorang yang hanya beriman saja maka tidaklah cukup :
قَالَتِ الْأَعْرَابُ ءَامَنَّا قُلْ لَمْ تُؤْمِنُوا وَلَكِنْ قُولُوا أَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ الْإِيمَانُ فِي قُلُوبِكُمْ وَإِنْ تُطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ لَا يَلِتْكُمْ مِنْ أَعْمَالِكُمْ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ(14)
Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah (kepada mereka): "Kamu belum beriman, tetapi katakanlah: "Kami telah tunduk", karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu dan jika kamu ta`at kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tiada akan mengurangi sedikitpun (pahala) amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". QS Al-Hujurat ayat 14.
Kenapa orang Badui tersebut tidak dicukupkan dengan iman saja? karena iman adalah bagian dari Islam yang tidak bisa dipisahkan, sehingga jika seseorang beriman saja tanpa Islam maka imannya tidak bisa diterima.
Bagaimana jika Islam tanpa iman? Islam tanpa iman seperti jasad tanpa ruh atau nyawa jelas tidak ada manfaatnya sama sekali, ia hanya menunggu dikuburkan saja.
Baiklah, sekarang kita akan merumuskan hubungan antara Islam, Iman dan Ikhsan.
Islam adalah sebuah bangunan megah yang terdiri dari penopang-penopang dalam bentuk rukun-rukun Islam (semoga masih ingat pada pembahasan awal) selanjutnya, bangunan tersebut tidak mungkin lengkap tanpa di isi dengan perabotannya itulah Iman (sekali lagi ini adalah permisalan), setelah itu diperlukan adanya penghuni yang mengurus rumah tersebut, itulah ikhsan.
Jadi Islam, iman dan ikhsan adalah sebuah bangunan megah yang siapa saja yang memiliknya akan berbahagia baik di dunia maupun di akhirat.
Jika Islam memiliki penopang-penopang maka Iman juga memiliki rukun-rukun sebagai pelengkapnya. Rukun-rukun iman sebagaimana telah disebutkan pada hadits Jibril sebelum ini adalah berupa :
قال : أخبرني عن الإيمان قال " أن تؤمن بالله وملائكته وكتبه ورسله واليوم الآخر وتؤمن بالقدر خيره وشره
Rasulullah menjawab,"Engkau beriman kepada Allah, kepada para Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, kepada utusan-utusanNya, kepada hari kiamat dan kepada takdir yang baik maupun yang buruk. HR Muslim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...