Oleh : Abu Aisyah
Sebagian kita akan menjawab dengan mantap, "Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah ta'ala kepada Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam melalui malaikat Jibril", sebagian yang lain akan mengatakan "Islam adalah satu-satunya agama yang benar".
Namun ada pula yang akan menjawab "Islam adalah Isya Shubuh Lohor Ashar dan Maghrib" jawaban terakhir masih lebih baik dari pada jawaban "Islam, apa yah…? Islam itu ya agama saya, agama ayah saya dan agama kakek-nenek saya".
Benar, masyarakat kita terkadang sulit untuk menjawab apa itu Islam? sejatinya Islam begitu fleksibel terhadap setiap pemahaman manusia, sehingga betapapun rendahnya pemahaman seseorang tentang Islam, maka ia tetaplah bisa menjadi seorang muslim. Hanya saja tentu kita tidak mau jika hanya menjadi orang Islam karena faktor keturunan saja.
Pemahaman terhadap hakikat Islam yang benar adalah sebuah keniscayaan, Islam apa adanya adalah Islam yang berdiri di atas hakikat Islam tanpa penafsiran dari pihak-pihak yang tidak memiliki otoritas padanya. Tidaklah berlebihan jika kita memahami Islam secara mendetail karena tidak mungkin seseorang paham sesuatu tanpa mengetahui secara detail bagian-bagiannya.
Sebagaimana kita tahu bahwa kata "Islam" berasal dari bahasa Arab dalam lafadz السلام - أسلم – يسلم - إسلاما (al-salam-aslama-yaslimu-islaman), yang artinya adalah kesejahteraan, kedamaian serta sifat tunduk patuh (Ibnu Mandzur : Lisan Al-Arab).
Jadi kalau kita lihat kata Islam memiliki arti ketundukan, kedamaian dan kesejahteraan, itu kalau secara bahasa.
Sedangkan dalam Al-Qur'an akar kata أسلم (aslama) memiliki beberapa arti juga, misalnya :
قَالَتِ الْأَعْرَابُ ءَامَنَّا قُلْ لَمْ تُؤْمِنُوا وَلَكِنْ قُولُوا أَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ الْإِيمَانُ فِي قُلُوبِكُمْ وَإِنْ تُطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ لَا يَلِتْكُمْ مِنْ أَعْمَالِكُمْ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah (kepada mereka): "Kamu belum beriman, tetapi katakanlah: "Kami telah tunduk", karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu dan jika kamu ta`at kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tiada akan mengurangi sedikitpun (pahala) amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". QS Al-Hujuraat : 14
Pada ayat ini kata أَسْلَمْنَا berarti "kami tunduk kepada peraturan Allah ta'ala". Adapun dalam QS Al-Jin ayat 14 kata أَسْلَمْ bermakna taat terhadap perintahNya :
وَأَنَّا مِنَّا الْمُسْلِمُونَ وَمِنَّا الْقَاسِطُونَ فَمَنْ أَسْلَمَ فَأُولَئِكَ تَحَرَّوْا رَشَدًا
Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang ta`at dan ada (pula) orang-orang yang menyimpang dari kebenaran. Barangsiapa yang ta`at, maka mereka itu benar-benar telah memilih jalan yang lurus.
Sinonim dari kata tunduk dan taat adalah berserah diri, hal ini seperti disebutkan dalam QS Az-Zumar ayat 54 :
وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ
Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).
Ternyata akar kata dari lafadz aslama banyak sekali disebutkan di dalam Al-Qur'an, buat anda yang ingin menelaahnya lagi dapat memeriksanya dalam ayat-ayat berikut ini : QS Ash-Shafaat 103, An-Naml 44, Al-Haj 34, Al-An'am 14, Al-Maidah 44, An-Nisaa 125, Ali Imran 83 dan 20 serta Al-Baqarah ayat 131 dan 112. (Software Holy Qur'an). Dari semua ayat tersebut seluruhnya memiliki makna yang sama yaitu ketundukan dan kepatuhan dengan sikap sukarela.
Kalau dalam Al-Hadits akar kata aslama terdapat dalam hadits yang shahih dari riwayat Abdullah bin Amr bin Al-'Ash, Nabi bersabda :
المسلم من سلم المسلمون من لسانه ويده
Seorang muslim itu adalah seseorang yang kaum muslimin lainnya selamat dari ucapan lidah dan gangguan tangannya. HR Bukhary.
Mungkin akan timbul pertanyaan kenapa sih arti atau makna Islam harus dikaitkan dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah? jawabannya sangat mudah, karena keduanya adalah sumber hukum Islam, sehingga tidak mungkin kita akan memberikan sebuah pengertian tanpa bantuan dari keduanya.
Sedangkan Islam menurut istilah yaitu :
الإستسلام لله بالتوحيد والانقياد له بالطاعة والبراءة من الشرك وأهله
Penyerahan diri kepada Allah ta'ala serta tunduk dengan penuh ketaatan serta berlepas diri dari syirik dan para pelakunya." (Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin : 2004).
Dari pengertian ini kita dapat mengetahui bahwa yang namanya Islam itu adalah sebuah jalan hidup berupa ketundukan dan penyerahan diri hanya kepada Allah ta'ala saja.
Intinya adalah kalau kita orang Islam (muslim) maka kita harus tunduk terhadap hukum-hukumNya. Apa itu hukum-hukum Allah? hukum-hukum Allah adalah setiap ketetapan yang Allah ta'ala bebankan kepada para hambaNya.
Ada juga sebagian cendekiawan muslim yang memberikan pengertian Islam dengan “Rangkaian ibadah kepada Allah ta'ala dengan apa-apa yang disyariatkanNya, ia berlaku sejak Nabi pertama di utus hingga hari kiamat"
Intinya sebenarnya sama saja, hanya dalam pengertian ini makna Islam lebih diperluas, artinya Islam itu tidak hanya agama Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam saja, namun ia adalah agama nabi-nabi sebelumnya.
Pengertian ini juga benar karena disandarkan kepada firmanNya :
رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولاً مِّنْهُمْ يَتْلُوا عَلَيْهِمْ ءَايَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ إِنَّكَ أَنتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. QS Al-Baqarah ayat 128.
Namun dalam pembahasan buku ini makna Islam lebih dikhususkan kepada agama yang diturunkan oleh Allah ta'ala kepada Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam bagi seluruh umat manusia.
Jadi kalau ditanya apa itu Islam? tentu kita akan menjawab dengan tegas bahwa Islam adalah sebuah agama yang diturunkan Allah ta'ala kepada nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam untuk para hambaNya.
Jika ingin lebih lengkap lagi bisa saja kita mengutip pendapat dari Mahmud Syalthut dalam bukunya Al-Islam, Aqidah wa Syari'ah, beliau menyatakan bahwa Islam adalah "Dienullah (Agama Allah) yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasalam yang berisi pokok pengajaran pada bidang ushul (dasar/pokok) maupun syariat, dan Nabi diperintahkan untuk menyampaikan kepada seluruh manusia dan menda'wahkannya.
Dari sini lengkap sudah apa itu makna Islam, hanya makna agama sendiri terkadang kurang mewakili makna Islam secara menyeluruh, kenapa? karena makna agama lebih cenderung berkaitan dengan hal-hal yang hanya bersifat spiritual yaitu pengaturan hubungan antara seorang manusia dengan Tuhannya. Hal ini tentu tidak mewakili pengertian dari Islam. Karena Islam tidak hanya mengatur masalah hubungan antara seseorang dengan Tuhan namun ia juga mengatur hubungan antara manusia dengan manusia lainnya dalam bentuk pergaulan antar manusia (muamalah).
Kemudian akan muncul pertanyaan, dari mana kita akan mendapatkan makna dan hakikat Islam? seperti apa Islam apa adanya?
Allah ta'ala tidaklah menurunkan Islam tanpa adanya petunjuk pelaksanannya, Ia telah memberikan kepada utusanNya sebuah buku petunjuk bagi pelaksaan syariatNya, Al-Qur'an adalah kitab petunjuk tersebut:
الم(1)ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ
Alif Laam Miim. Kitab (Al Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa. QS Al-Baqarah ayat 1 dan 2.
Satu kesimpulan kita dapatkan yaitu ketika kita ingin melihat hakikat Islam atau Islam apa adanya berarti haruslah bersandarkan kepada Al-Qur'an sebagai buku petunjuk yang menjelaskan Islam secara menyeluruh. Dalam salah satu ayatnya disebutkan :
وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ
Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. QS An-Nahl ayat 89.
Namun apakah cukup Al-Qur'an saja, ternyata penjelasan yang dimaksud dalam ayat sebelumnya adalah penjelasan secara global, mau bukti? cobalah anda cari bagaimana tata cara shalat dalam Al-Qur'an, tentu anda tidak akan mendapatkannya. Kenapa? jangan dijawab dulu, sekarang coba anda cara ayat Al-Qur'an yang berbicara secara rinci tata cara haji, tentu anda tidak akan mendapatkannya, kenapa? karena Al-Qur'an hanya menjelaskan secara umum tentang hal-hal yang berkaitan dengan segala hal di dunia ini. Tidak mungkin akan tercakup semua permasalahan hingga detail segala hal berkenaan dengan sendi-sendi kehidupan manusia.
Lalu apa yang harus kita lakukan untuk menjawab hal ini? kita tidak perlu berbuat banyak untuk hal-hal seperti ini. Kita kembalikan saja bagaimana Al-Quran memberikan jalan keluarnya. Cobalah simak salah satu dari ayatNya :
وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
Dan Kami turunkan kepadamu Al Qur'an, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan. QS An-Nahl ayat 44. dalam ayat yang lain disebutkan :
اأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. QS An-Nisa ayat 59.
Sunnah Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam adalah jawabannya, ia menjadi penjelas, perinci dan penjabaran dari hukum-hukum dalam Al-Qur'an yang memerlukan adanya penjelasan lebih lanjut.
Ayat lainnya mempertegas kedudukan As-Sunnah ini :
وَمَا ءَاتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya. QS Al-Hasr ayat 7.
Apa yang dimaksud dengan As-Sunnah?, ia adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam baik berupa, perkataan, perbuatan dan hal-hal yang diamalkan oleh para shahabatnya tanpa ada larangan.
Dalam bahasa yang lebih sederhana As-Sunnah adalah setiap amal yang dilaksanakan oleh Nabi atau para shahabatnya yang telah direstui oleh beliau.
Kenapa harus mencontoh beliau? karena beliaulah sebaik-baik tauldan hidup, sebagaimana firmanNya :
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. QS Al-Ahzab ayat 21.
Demikianlah kedudukan As-Sunnah, ia merupakan sumber hukum Islam selain Al-Qur'an, ia menjelaskan isi Al-Qur'an yang memerlukan penjelasan lebih rinci, dan sering pula As-Sunnah menetapkan hukum yang tidak ada di dalam Al-Qur'an. Keduanya memiliki kedudukan yang sama, saling berpadu dan saling menguatkan. Mari lihat salah satu sabda Nabi :
أَلَا إِنِّي أُوتِيتُ الْكِتَابَ وَمِثْلَهُ مَعَهُ
Ketahuilah sesungguhnya aku diberi Al-Kitab (Al-Qur'an) dan yang sepertinya bersamanya. Ketahuilah sesungguhnya aku diberi Al-Qur'an dan yang sepertinya bersamanya. HR Abu Daud.
Hadits ini menunjukan bahwa antara Al-Qur'an dan As-Sunnah adalah dua wahyu yang diberikan Allah ta'ala kepada Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam sebagai petunjuk bagi manusia agar melaksanakan syariatNya.
Sebelum berlanjut ke pembahasan berikutnya barangkali ada yang masih belum paham mengenai perbedaan antara As-Sunnah dan Al-Hadits, keduanya adalah dua kata yang memiliki makna yang sama, yaitu setiap ucapan, amalan dan sesuatu yang diridhai oleh Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam.
Sehingga jika dikatakan Al-Hadits atau As-Sunnah berarti maknanya sama. Walaupun bisa saja kita pisahkan, As-Sunnah adalah sebuah metode atau jalan yang telah dilaksanakan oleh Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam semasa hidupnya, sedangkan Al-Hadits adalah ucapan beliau saja, namun pengertian ini terlalu sempit dan jarang digunakan.
Dari pembahasan sebelumnya dapat diambil satu kesimpulan bahwa Islam apa adanya adalah Islam yang menjadikan Al-Qur'an dan As-Sunnah sebagai pedoman pokok dalam menetapkan suatu amalan. Keduanya adalah tolok ukur bagi benar tidaknya sebuah amalan dalam Islam.
Sehingga jika ada amalan-amalan yang tidak ada pada keduanya maka amalan tersebut dipertanyakan keberadaannya, atau bisa jadi disangsikan kebenarannya.
Setelah keduanya telah dipahami, maka akan muncul masalah baru, bagaimana kedunya sampai kepada kita? apakah jalan-jalan tersebut terpercaya (tsiqah)? bagaimana derajat kebenarannya (kesahihannya)? semua itu dibahas secara panjang lebar dalam ruang lingkup ilmu mushtalah Al-Hadits.
Kalau kita memiliki waktu dan kesempatan untuk mempelajarinya maka itu adalah sebuah karunia yang tidak terhingga, namun jika tidak maka kita telah dapat mendapatkan berbagai hasil dari ilmu tersebut dalam bentuk berbagai keterangan yang telah disebutkan oleh para ulama ahli hadits.
Mereka telah memisahkan hadits-hadits Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam sesuai dengan derajatnya, ada yang shahih, hasan, dha'if, dan maudhu. Kita hanya tinggal menukilnya, menerima dan mengamalkannya jika hadits tersebut shahih atau hasan (kuat sanadnya) namun jika derajatnya dha'if apalagi maudhu' (lemah dan palsu) maka kita tidak boleh menjadikannya sandaran (dalil) bagi amalan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...