Kayaknya zodiak udah jadi “makanan” kita sehari-hari, ya? Hampir semua majalah remaja punya rubrik ramalan bintang. Setiap kali majalah terbit, yang pertama kali dicari adalah zodiak minggu ini. Bahkan sekarang kita bisa mengaksesnya melalui SMS.
Kamu pun mungkin senang membaca ramalan bintang. Tapi eh... denger-denger Islam melarang kita untuk percaya. Kok bisa? Apa enggak kuno, tuh? Ramalan bintang kan bagian dari gaya hidup modern.
Hm, kita coba bahas satu-persatu, ya.
Sebelum kita membahasnya dari sudut pandang Islam, kita coba menelitinya dari sudut pandang lain.
Pertama, ramalan bintang itu enggak masuk akal banget, deh. Coba kamu baca deh baik-baik. Hampir semuanya menceritakan yang baik-baik dan bikin kamu senang. Misalnya, “Minggu-minggu ini bakal ada bonus menarik buat kamu.” Atau, “Bersiap-siaplah menerima surprise dari doi.”
Pernah enggak, kamu membaca ramalan yang bunyinya gini, “Minggu ini kamu bakal sial setiap hari. Kamu bakal ditinggalkan sama orang-orang yang kamu cintai, dan guru kamu di sekolah bakal marah besar sama kamu.”
Kalo ada ramalan bintang yang seperti itu, yakin deh, kamu enggak bakal senang membacanya. Selama ini orang-orang pada rame-rame membaca ramalan bintang, justru karena isinya benar-benar menyenangkan, menghibur hati. Kalau membaca ramalan bintang, seolah-olah hidup kita akan selalu senang. Padahal kenyataannya, apa benar hidup kita selalu senang dan beruntung? Kita tentu pernah juga bersedih, ditimpa musibah, dan sebagainya. Tapi ramalan bintang enggak pernah menyinggung hal-hal sedih seperti itu. Benar-benar enggak masuk akal, kan?
Kedua, ramalan bintang juga enggak masuk akal karena isinya enggak berlaku bagi semua orang. Misalnya nih, kalo ramalan bintang minggu ini mengatakan “yang berbintang Libra akan mendapat rejeki nomplok,” apa iya semua orang yang berbintang Libra benar-benar mendapat rejeki nomplok minggu ini? Enggak, kan? Jadi, tambah satu lagi deh, alasan kenapa kita setuju bahwa zodiak itu enggak masuk akal.
Ketiga, tahu gak sih kamu, siapa orang yang menyusun naskah ramalan mingguan itu? Apakah dia seorang peramal hebat? Apakah di majalahnya ada disebutin nama seseorang sebagai penyusun ramalan? Jawabannya, “Enggak ada!”
Jadi, penulis ramalan bintang itu sama sekali enggak jelas. Masa sih, kita percaya begitu aja sama orang yang enggak jelas juntrungannya?
Pernah lho, ada wartawan yang nanya-nanya pada redaktur sebuah majalah remaja. Dia tanya, “Siapa yang menyusun ramalan bintang di sini, dan gimana cara menyusunnya?”
Tahu enggak, apa jawaban dia?
Katanya, “Yang menyusun ya saya sendiri. Saya cukup menulisnya berdasarkan buku ramalan bintang yang banyak dijual di toko buku, lalu ditambah sama imajinasi saya. Emang sih merepotkan. Saking repotnya, saya pernah keceplosan. Tanpa sadar saya menulis ramalan yang sama untuk tiga zodiak. Untung aja ketahuannya cepat. Jadi saya segera mengubahnya.”
Wah! Ternyata yang menulis ramalan bintang itu bukan peramal. Ia cuma ditulis oleh redaktur majalah berdasarkan karangan yang asal-asalan.
Emang sih ada juga majalah tertentu yang membawakan seorang nama peramal hebat sebagai pengasuh rubrik zodiak, tapi ingat friends, lagi-lagi manusia gak tahu apa yang akan terjadi besok, kalau si peramal bisa meramalkan nasib orang lain, kenapa "keahliannya" itu gak dipakai sendiri aja buat meramal nasibnya agar tahu mana hari yang baik dan mana hari yang buruk sehingga bisa merubah nasibnya, atau bisa menghindar ketika akan ada musibah?
friends.....
Ga ada ceritanya peramal itu bisa lepas dari musibah, gak ada ceritanya kalau peramal atau dukun-dukun itu bisa menjadikan dirinya mendapatkan keberuntungan.
Logikanya begitu khan friends, masak orang capek-capek meramal nasib orang lain sementara nasibnya sendiri gak pernah dipikirin. Dan perlu diingat, perasaan seumur-umur gak ada tuh tukang ramal yang bisa menjadi kaya karena ramalannya, paling ada juga kaya karena kerja dan usaha, ya nggak?
Sekarang yuk kita tanya pada diri masing-masing. Apakah kita masih bisa disebut bergaya hidup modern kalo kita mau percaya begitu saja pada informasi yang ditulis secara asal-asalan sama orang yang bukan ahlinya? Atau ramalan dari "orang pintar" yang katanya ahli tapi ternyata dia sendiri nggak bisa merubah nasibnya?
Lagian, aneh banget deh ramalan bintang itu. Kalau isinya bagus, kita percaya dan merasa puas. Kalo isinya jelek, kita enggak percaya dan berkata dalam hati, “Ah, itu kan cuma ramalan!”
Kenapa kita percaya pada sesuatu hanya karena sesuatu itu bagus menurut kita? Seharusnya kita bisa konsisten dong. Kalau memang percaya, bagus atau enggak bagus tetap harus dipercaya. Dan sebaliknya, kalau enggak percaya, bagus enggak bagus tetap harus enggak percaya.
Iya enggak, sih?
* * *
Friends .....
Ini saatnya melihat keyakinan pada zodiak or bintang dari sudut pandang Islam, moga-moga kamu gak bete yah, soalnya pembicaraan kita agak serius nih.... dan buat nguatin aja biar kita tambah yakin sampai derajat haqul yakin (maksudnya yakin banget)
Begini saudara-saudara, (rapat RT kali...) kamu sebagai muslim harus yakin seyakin-yakinnya bahwa tidak ada satu makhlukpun yang mengetahui apa yang akan terjadi nanti (walaupun satu menit setelah ini).
Mau bukti?, iya dong kan kita generasi muda yang kritis. Kamu percaya dan yakin khan semua yang ada di al-qur'an itu benar? yup, memang itu sebuah keharusan seorang muslim, nah kalau udah begini khan enak. Kamu tinggal buka dan lihat terjemahnya deh, kalau gak mau repot nih dia terjemahnya
"Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya" QS Al-Baqarah Ayat 255.
Nah udah paham khan, ternyata memang hanya Allah yang maha mengetahui segala yang telah terjadi dan akan terjadi, tidak ada satu makhlukNyapun yang mengetahuinya, termasuk juga para peramal itu, walaupun kadang-kadang ucapan itu benar tapi bukanlah kebenaran, karena itu adalah bisikan dari syetan terlaknat. (ih .... jadi ngeri khan kalau hubungannya dengan syetan).
Selain itu juga, ternyata ada larangan keras buat orang-orang yang suka pada hal-hal mistis yang menyesatkan, misalnya kalau kita mendatangi dukun dan membenarkan ucapannya maka shalat kita tidak akan diterima selama 40 hari. Ih.... sudah capek-capek shalat eh... malah nggak diterima. Ini bukan kata saya lho... Rasulullah Muhammad Shalallahu Alaihi Wa Salam (tau khan..?). Benar, beliau bersabda :
Siapa saja yang mendatangi dukun dan membenarkan apa yang diucapkannya maka tidak akan diterima shalatnya selama 40 hari. Al-Hadits.
Kalau kita ngebaca zodiak sama aja dengan mendatangi dukun, soalnya kita yakin pada hal-hal yang dituliskan dalam zodiak itu apalagi sampai diyakini...jangan deh.... kalau mau selamat dunia akhirat.
So buat kamu yang percaya dengan kata zodiak dan astrologi, harus dipikir ulang deh apa manfaatnya, apa cuma iseng-iseng? Atau bener-bener dalam hati?
Friends....
Dalam hal keyakinan tidak ada kata iseng-iseng, apa kamu mau main-main dengan keyakinan Islam ini, dijamin enggak khan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...