Oleh Ummu Reza
Di jaman yang serba instan ini, banyak diantara kaum muslimin memilih sesuatu yang cepat dan mudah. Dalam perkara dunia misalnya, untuk urusan makanan lebih banyak memilih makanan instan, entah karena rasa malas atau karena alasan lain. Padahal efek dari makanan instan itu sendiri tidaklah sebaik dan sesehat dengan makanan buatan sendiri. Walau sedikit lelah, namun fresh, sehat dan terjamin, karena sesuai dengan selera, selain itu halalan thayyiban pula.
Yang lebih menyedihkan, ternyata cara instan ini diterapkan pula dalam urusan pahala akhirat oleh sebagian saudara kita. Padahal ada banyak jenis tawaran pahala yang menanti kita dalam urusan ibadah sunnah. Anda boleh memilihnya, mau separuh, seujung jari, atau mungkin seluruhnya. Semuanya adalah pilihan anda, dan anda sendiri yang menentukan pilihan itu.
Maka, apakah jawaban anda, jika ada yang bertanya, “Anda lebih suka yang mana: mengucap salam dan menjawab salam secara lengkap lalu memperoleh pahala secara sempurna, atau mengucap dan menjawab salam dengan singkat, sesingkat-singkatnya lalu hanya memperoleh sepotong pahala atau bahkan tidak memperoleh secuil pun pahala?”
Fenomena menarik yang sering kita jumpai adalah penulisan salam. Karena ingin yang serba instan, sampai-sampai menulis salam pun hanya dengan Ass, Askm, Ass. Wr. Wb., Askum, Aslm, Aslmkm dan berbagai “kreativitas” yang tersalurkan tidak pada tempatnya ini. Apa makna rentetan huruf-huruf tersebut? Apakah bermaksud melafalkan “assalamu ‘alaikum” dengan sebatas mewakilkannya pada tiga huruf: “Ass”, atau mungkin ada yang menambah sedikit huruf, menjadi: Askm, Ass. Wr. Wb, Askum, Aslm atau Aslmkm?
Saudaraku....Jika kita bertanya kepada diri kita sendiri, maka pastinya tak mungkin ada perintah yang lebih mulia untuk segera dikerjakan selain perintah dari Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَدْخُلُوا بُيُوتاً غَيْرَ بُيُوتِكُمْ حَتَّى تَسْتَأْنِسُوا وَتُسَلِّمُوا عَلَى أَهْلِهَا
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya ….” (QS. An-Nur:27)
وَإِذَا حُيِّيْتُم بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّواْ بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ حَسِيب
“Apabila kamu diberi penghormatan dengan sebuah penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik darinya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu.” (QS. An-Nisa`:86)
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-’Ash radhiallahu ‘anhuma, bahwasanya seorang lelaki telah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “(Amalan) seperti apakah dalam Islam yang paling baik?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Memberi makan orang lain serta mengucap salam kepada orang yang engkau kenal dan tidak engkau kenal.” (Muttafaq ‘alaih)
Demikianlah keutamaan menjawab salam, lalu bagaimana cara mengucap dan menjawab salam yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?
Dari Imran bin Hushain radhiallahu ‘anhuma, dia berkata, “Seorang lelaki telah datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu dia berkata, ‘Assalamu ‘alaikum.’ Kemudian, salamnya tersebut dijawab, lalu dia pun duduk. Maka, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam punbersabda, ‘Sepuluh.’ Selanjutnya, seorang lelaki yang lain datang, lalu dia berujar, ‘Assalamu ‘alaikum warahmatullah.’ Kemudian, salamnya tersebut dijawab, lalu dia pun duduk. Maka, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda, ‘Dua puluh.’ Selanjutnya, seorang lelaki yang lain pun datang, lalu dia berkata, ‘Assalamu ‘alaikum warahmatullah wabarakatuh.’ Kemudian, salamnya tersebut dijawab, lalu dia pun duduk. Maka, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Tiga puluh.’ (HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi; At-Tirmidzi berkata, “Hadits yang berderajat hasan.”)
Saudaraku...Salam itu adalah do'a, dan do'a hendaklah ditulis dengan lengkap. Di sini kita telah mengetahui bagaimana cara mengucap dan menjawab salam sesuai yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beserta balasan pahalanya, lalu masihkah kita menuliskannya dengan menyingkatnya?
Wallohu A'lam
Semoga bermanfaat
http://muslimah.or.id
Di jaman yang serba instan ini, banyak diantara kaum muslimin memilih sesuatu yang cepat dan mudah. Dalam perkara dunia misalnya, untuk urusan makanan lebih banyak memilih makanan instan, entah karena rasa malas atau karena alasan lain. Padahal efek dari makanan instan itu sendiri tidaklah sebaik dan sesehat dengan makanan buatan sendiri. Walau sedikit lelah, namun fresh, sehat dan terjamin, karena sesuai dengan selera, selain itu halalan thayyiban pula.
Yang lebih menyedihkan, ternyata cara instan ini diterapkan pula dalam urusan pahala akhirat oleh sebagian saudara kita. Padahal ada banyak jenis tawaran pahala yang menanti kita dalam urusan ibadah sunnah. Anda boleh memilihnya, mau separuh, seujung jari, atau mungkin seluruhnya. Semuanya adalah pilihan anda, dan anda sendiri yang menentukan pilihan itu.
Maka, apakah jawaban anda, jika ada yang bertanya, “Anda lebih suka yang mana: mengucap salam dan menjawab salam secara lengkap lalu memperoleh pahala secara sempurna, atau mengucap dan menjawab salam dengan singkat, sesingkat-singkatnya lalu hanya memperoleh sepotong pahala atau bahkan tidak memperoleh secuil pun pahala?”
Fenomena menarik yang sering kita jumpai adalah penulisan salam. Karena ingin yang serba instan, sampai-sampai menulis salam pun hanya dengan Ass, Askm, Ass. Wr. Wb., Askum, Aslm, Aslmkm dan berbagai “kreativitas” yang tersalurkan tidak pada tempatnya ini. Apa makna rentetan huruf-huruf tersebut? Apakah bermaksud melafalkan “assalamu ‘alaikum” dengan sebatas mewakilkannya pada tiga huruf: “Ass”, atau mungkin ada yang menambah sedikit huruf, menjadi: Askm, Ass. Wr. Wb, Askum, Aslm atau Aslmkm?
Saudaraku....Jika kita bertanya kepada diri kita sendiri, maka pastinya tak mungkin ada perintah yang lebih mulia untuk segera dikerjakan selain perintah dari Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَدْخُلُوا بُيُوتاً غَيْرَ بُيُوتِكُمْ حَتَّى تَسْتَأْنِسُوا وَتُسَلِّمُوا عَلَى أَهْلِهَا
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya ….” (QS. An-Nur:27)
وَإِذَا حُيِّيْتُم بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّواْ بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ حَسِيب
“Apabila kamu diberi penghormatan dengan sebuah penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik darinya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu.” (QS. An-Nisa`:86)
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-’Ash radhiallahu ‘anhuma, bahwasanya seorang lelaki telah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “(Amalan) seperti apakah dalam Islam yang paling baik?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Memberi makan orang lain serta mengucap salam kepada orang yang engkau kenal dan tidak engkau kenal.” (Muttafaq ‘alaih)
Demikianlah keutamaan menjawab salam, lalu bagaimana cara mengucap dan menjawab salam yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?
Dari Imran bin Hushain radhiallahu ‘anhuma, dia berkata, “Seorang lelaki telah datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu dia berkata, ‘Assalamu ‘alaikum.’ Kemudian, salamnya tersebut dijawab, lalu dia pun duduk. Maka, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam punbersabda, ‘Sepuluh.’ Selanjutnya, seorang lelaki yang lain datang, lalu dia berujar, ‘Assalamu ‘alaikum warahmatullah.’ Kemudian, salamnya tersebut dijawab, lalu dia pun duduk. Maka, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda, ‘Dua puluh.’ Selanjutnya, seorang lelaki yang lain pun datang, lalu dia berkata, ‘Assalamu ‘alaikum warahmatullah wabarakatuh.’ Kemudian, salamnya tersebut dijawab, lalu dia pun duduk. Maka, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Tiga puluh.’ (HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi; At-Tirmidzi berkata, “Hadits yang berderajat hasan.”)
Saudaraku...Salam itu adalah do'a, dan do'a hendaklah ditulis dengan lengkap. Di sini kita telah mengetahui bagaimana cara mengucap dan menjawab salam sesuai yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beserta balasan pahalanya, lalu masihkah kita menuliskannya dengan menyingkatnya?
Wallohu A'lam
Semoga bermanfaat
http://muslimah.or.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...