Senin, 07 Maret 2011

Ada Kesyirikan di bulan Shafar


Mukadimah


Seiring terbitnya mentari di pagi tadi, seiring itu pula umur kita bertambah. Tak terasa hari berganti hari, pekan berganti pekan dan bulanpun berganti bulan, sehingga sampailah kita pada bulan Shafar. Sebagai seorang yang beriman kita meyakini bahwa perputaran siang dan malam, hari berganti hari dan bulan yang datang silih berganti adalah sebagai salah satu bukti kekuasaan Alloh ta'ala, seperti dalam firman-Nya :
فَالِقُ اْلإِصْبَاحِ وَجَعَلَ الَّيْلَ سَكَنًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ حُسْبَانًا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ
Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. QS Al-An'am ayat 96.
Dalam ayat lain dikatakan mengenai hikmah yang sangat besar dari pergantian siang dan malam serta bulan dan tahun,:   
هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَآءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ مَاخَلَقَ اللهُ ذَلِكَ إِلاَّ بِالْحَقِّ يُفَصِّلُ اْلأَيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ
Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui. QS Yunus ayat 05.
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa'di mengatakan bahwa Alloh ta'ala menjelaskan sifat-sifat rububiyah dan ilahiyahNya dalam ayat ini. Sebagai suatu pelajaran (ibrah) bagi orang-orang yang faqih fi din. Sehingga dari sini dapat dipahami tujuan dari Alloh menciptakan hari, bulan beserta tahun yaitu memudahkan kita untuk beribadah kepadanya.
Namun hikmah diciptakannya masa-masa tersebut tidak diketahui oleh semua orang, sehingga sebagian dari mereka dengan bantuan dari para kuhan dan tukang-tukang sihir yang dibantu oleh syaithan berkeyakinan bahwa ada hari-hari yang baik dan ada hari-hari yang membawa bencana, demikian pula bulan-bulan yang kita lewati. Sehingga mereka menetapkan hari selasa sebagai hari sial, bulan Shafar sebagai bulan penuh bala dan malapetaka serta keyakinan-keyakinan lain yang menjadi sisa-sisa peninggalan penyembahan berhala dan paham Animisme Dinamisme.

II. Definisi
Bulan shafar adalah bulan kedua dalam hitungan kalender Hijriyah. Fairuz Abadi mengatakan bahwa kata (صفر) Shafar menurut bahasa berarti meniup dengan dua bibir (bersiul) atau  داء في البطن يصفر الوجه   penyakit yang ada dalam perut yang mengakibatkan warna kekuningan pada wajah. Sedangkan shafar sendiri secara khusus berarti bulan kedua dalam tahun Hijriyah. Pada masa jahiliyah bulan safar ada dua yaitu shafar awwal dan shafar akhir sehingga kata صفران   (Shafraani) berarti dua bulan safar, kemudian ketika Islam datang  menyebut shafar pertama sebagai Muharam dan shafar akhir disebut shafar. Bulan shafar inilah yang sedang kita jalani saat ini.

III. Kesyirikan di bulan Shafar
Seperti telah disebutkan di awal bahwa Islam tidak mengenal adanya hari, bulan dan tahun yang mengakibatkan malapetaka, Islam datang menghapus keyakinan-keyakinan syirik yang merusak akidah umat, Nabi pernah bersabda Berkenaan dengan kesyirikan dalam bulan shafar :
لا عدوى ولا طيارة , ولا هامة ولا صفر , وفر من المجذوم كما تفر من الأسد
"Tidak ada penularan penyakit ( dengan sendirinya ), tidak ada kesialan karena ( suara atau arah terbang ) burung, tidak ada hammah ( kesialan karena burung malam seperti burung hantu, atau tidak ada yang namny ruh gentayangan yang menjadi burung karena tidak dibalaskan dendamnya ) dan tidak ada shafar. Larilah dari orang yang menderita penyakit kusta sepertimu larimu dari singa " HR Bukhary no. 5579, Muslim 101.
    Makna sabda Nabi "tidak ada shafar" maksudnya adalah beliau menolak adanya keyakinan-keyakinan jahiliyah tentang shafar yang merusak aqidah Islam. Dalam sebuah ayat Al-Qur'an disebutkan secara jelas tujuan penciptaan siang dan malam :  
إِنَّ فِي اخْتِلاَفِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَمَاخَلَقَ اللهُ فِي السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ لأَيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَتَّقُونَ
Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu dan pada apa yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi orang- orang yang bertakwa. QS Yunus ayat 06
Alloh ta'ala menegaskan dalam ayat ini bahwa pergantian malam dan siang, pekan demi pekan dan bulan demi bulan adalah merupakan salah satu tanda kekuasaanNya, sehingga semua itu tidak ada hubungannya dengan nasib celaka atau keberuntungan manusia. Manusia akan mendapatkan keberuntungan atau sebaliknya mendapatkan bencana dan malapetaka adalah karena takdir dariNya, bukan berkaitan dengan suatu masa tertentu. Namun sangat disayangkan sekali tradisi Jahiliyah yang berkeyakinan bahwa ada hari baik dan ada hari buruk telah terwariskan oleh hampir seluruh wilayah di dunia ini, dari kawasan Jazirah Arab pada zaman sebelum Islam hingga saat ini di kawasan India dan sampai di Indonesia (khususnya Jawa) mereka berkeyakinan bahwa ada hari-hari yang baik dan ada hari-hari yang na'as, demikian juga ada bulan-bulan yang membawa kebaikan dan ada bulan-bulan yang membawa malapetaka. Di antara bulan-bulan yang mereka anggap sebagi bulan penuh bala adalah bulan shafar.
Jika kita telusuri, maka awal mula kesyirikan yang menganggap bahwa adanya hari dan bulan yang baik dan yang buruk berawal dari adat jahiliyah yang mereka terima dari tukang-tukang sihir (kahin). Dan bulan shafar ini mereka masukan ke dalam bulan yang penuh dengan malapetaka. Beberapa jenis keyakinan syirik yang bertentangan dengan Islam yang terjadi pada bulan Shafar adalah :
1.Masyarakat Arab Jahiliyah menganggap bulan shafar sebagai bulan penuh kesialan.(Shahih Bukhari no. 2380 dan Abu Dawud no. 3915).
2.Masyarakat Arab Jahiliyah juga meyakini adanya penyakit cacing atau ular dalam perut yang disebut shafar, yang akan berontak pada saat lapar dan bahkan dapat membunuh orangnya, dan yang diyakini lebih menular dari pada Jarab (Penyakit kulit / gatal). (Shahih Muslim : 1742, Ibnu Majah : 3539)          
3.Keyakinan masyarakat Arab Jahiliyah bahwa pada bulan shafar tahun sekarang diharamkan untuk berperang dan pada shafrar tahun berikutnya boleh berperang. (Abu Dawud : 3913, 3914).
4.Keyakinan sebagian mereka yang menganggap bahwa umrah pada bulan-bulan haji termasuk bulan Muharam (shafar awal) adalah sebuah kejahatan paling buruk di dunia. (Bukhari no. 1489, Muslim : 1240, 1679).
5.Sebagian orang-orang di India yang berkeyakinan bahwa tiga belas (13) hari pertama bulan shafar adalah hari naas yang banyak diturunkan bala'. (Ad-Dahlawi, Risalah Tauhid)
6.Keyakinan sebagian umat Islam di Indonesia bahwa pada setiap tahun tepatnya pada hari rebo wekasan Alloh menurunkan 320.00 ( tiga ratus dua pulun ) malapetaka atau bencana. (Al-Buni dalam Kitab Al-Firdaus serta Faridudin dalam Kitab Awradu Khawajah dan tokoh-tokoh sufi lainnya).
7.mengenai rebo wekasan ini mereka juga berkeyakinan tidak boleh melakukan pekerjaan yang berharga atau penting seperti pernikahan, perjalanan jauh, berdagang dan lain-lain, jika tetap dilakukan maka nasibnya akan sial.

IV. Keyakinan Syirik yang membawa kepada Amalan Bid'ah yang sesat
Akibat dari adanya keyakinan syirik yang menganggap bahwa bulan shafar adalah bulan penuh malapetaka, sebagian kaum muslimin yang jahil dengan ilmu dien justru membuat amalan-amalan bid'ah yang tidak ada contohnya dari Nabi dan para shahabat, di antara amalan-amalan bid;ah tersebut adalah :
1.Merka melakukan pembacaan istighasah yang disertai dengan tawasul bid'ah, dan tidak jarang mereka berbuat syirik dengan meminta kepada selain Alloh seperti Nabi dan wali-wali mereka yang dianggap sholeh. Dalam acara ini mereka juga dianjurkan untuk membawa air dari rumahnya masing-masing di dalam botol untuk di asmai.
2.Membaca Azimat multi khasiat sesuai dengan niat masing-masing.
3.Membaca surat yasin secara bersama-sama setelah sholat Maghrib sebanyak tiga kali.
4.Sebagian kaum muslimin juga melakukan kesyirikan dengan menuliskan rajah-rajah ( jampi-jampi ) yang mereka gunakan untuk berbagai keperluan yang intinya dapat mendatangkan manfaat dan menolak bala'.
5.Sebagian umat Islam juga melakukan sholat tolak bala' yang dilakukan pada waktu shalat dhuha sebanyak 4 roka'at satu kali salam, pada setiap rokaatnya membaca al-Fatihah dan al-Kautsar sebanyak 17 kali, al-Ikhlash 50 kali Al-Falaq satu kali dan an-Nas satu kali. Ketika salam dianjurkan membaca : والله غالب علي أمره ولكن أكثر الناس لايعلمون    sebanyak 360 kali, dilajutkan dengan Jauharatul kamal 3 kali dan ditutiup dengan :  سبحان ربك رب العزة عما يصفون وسلاو علي المرسلين واللحمد لله رب العلمين  , lalu bersedekah dengan sedikit roti untuk fakir miskin. Khasiatnya adalah untuk tolak bala yang turun pada Rebo wekasan.
 
V. Solusi mengisi bulan Shafar
    Sesungguhnya kita sebagai makhlukNya harus selalu ingat tujuan dari diciptakannya Jin dan Manusia, sehingga berbahagialah bagi siapa saja yang bisa mengisi waktunya dengan sesuatu yang bisa mendekatkan diri dengan Alloh ta'ala, berbahagialah bagi seseorang yang menyibukan diri dengan ketaatan dan menghindari maksiat. Berbahagialah bagi seseorang yang dapat mengambil ibrah dari silih bergantinya masalah-masalah dan keadaan-keadaan. Berbahagialah bagi siapa saja yang dapat mengisi bulan shafar ini dengan mal-amal shalih yang sesuai dengan tuntunan Nabi, walaupun sedikit, karena salah satu salaf kita pernah mengatakan "Sedikit di atas sunnah itu lebih baik dari pada banyak di atas bid'ah.
Karena itu marilah kita sebagai hambaNya mengisi bulan shafar ini dengan amal-amal mulia di atas sunnah NabiNya, jangan nodai akidah kita dengan ksyirikan-kesyirikan yang membawa kepada kesesatan, jangan nodai bulan shafar ini dengan amalan-amalan bid'ah yang bertentangan dengan syari'ah Islamiyah. Semoga kita dijadikan sebagai hambaNya yang senantiasa berdiri tegak di atas sunnah yang shahihah. Ya Alloh wafatkanlah kami di atas Islam dan Sunnah. Wallohu 'alam. ( Durrah 220207 )     


 

2 komentar:

  1. Ketika Rasulullah Saw. menantang berbagai keyakinan bathil dan pemikiran rusak kaum musyrikin Mekkah dengan Islam, Beliau dan para Sahabat ra. menghadapi kesukaran dari tangan-tangan kuffar. Tapi Beliau menjalani berbagai kesulitan itu dengan keteguhan dan meneruskan pekerjaannya.

    BalasHapus
  2. Keteguhan yang bukan hanya diam, namun beliau terus membangun strategi. Hijrah Ke Habasyah hingga Hijrah Akbar ke madinah adalah salah satu strataegi beliau... termasuk tashfiyah dan tarbiyah yang beliau lakukan secara terus-menerus. Mari kita teruskan strategi beliau....

    BalasHapus

Please Uktub Your Ro'yi Here...