Sabtu, 05 Maret 2011

Ulama Klasik yang Unik


Oleh : Abdurrahman MBP

Perbedaan pendapat yang kerap terjadi masyarakat kita adalah sebuah sunatullah yang tidak bisa dihindari (QS 49: 2), kita sebagai manusia hendaklah bisa menyikapi setiap perbedaan  yang ada. Namun karena begitu banyaknya perselisihan yang ada sehingga masyarakat kita sering tidak menyadari apa saja sebenarnya batas-batas yang menjadi lapangan perbedaan pendapat itu, mungkin kasus yang belum lama terjadi tentang Ahmadiyah menjadi salah satu fenomena yang harus kita cermati. Dalam menyikapi perbedaan ini maka tidak ada salahnya kita menengok kembali para Ulama Klasik dalam menyikapi setiap permasalaha yang terjadi pada masa mereka, bukankah mereka adalah ummat terbaik? (QS 3 : 110). Permasalahan yang terjadi dalam lapangan Agama tidaklah terjadi secara tiba-tiba, namun dia selalu terjadi secara berulang hal ini juga menjadi suatu alasan kenapa kita kembali menengok sikap mereka. Fitnah yang terjadi pada masa itu dapat mereka sikapi dengan bijak yaitu sebuah sikap yang menempatkan sesuatu sesuai proporsinya, ketika permasalahan itu berputar pada permasalahan furu’ maka mereka mampu untuk bersikap lemah lembut, namun ketika permasalahan memang menyangkut hal-hal yang masuk kedalam Mas’alah Al-Aqo’id (kepercayaan) maka mereka sanggup bersikap tegas. Satu diantara contoh perbedaan pendapat yang layak kita cermati adalah ketika Imam Malik sholat Fajr di belakang Imam Syafi’I, walaupun beliau menganggap bahwa Qunut itu adalah Muhdast namun ketika itu beliau  tetap mengikuti Imam sholat dan melakukan Qunut, contoh kedua adalah kegigihan Imam Ahmad dalam membela Agama ini dari serangan kaum Munharifah, begitu tegasnya beliau sampai-sampai beliau sholat jum’at dalam keadaan bersimbah darah karena membela kebenaran. Itu hanya dua contoh dari Ulama Klasik kita yang begitu bijak dalam menyikapi setiap perbedaan pendapat, lalu bagaimana mungkin kita yang jauh dibawah keilmuan mereka akan mengatakan bahwa saya yang paling benar, sesungguhnya kebenaran itu adalah semua yang disandarkan kepada Al-Qur’an dan Sunnah dengan Amalan para Shahabat Nabi, dengan hal inilah kita akan mengklaim bahwa kebenaran itu adalah mutlak bukan relative. Wallohu’alam. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...