Selasa, 01 Maret 2011

Makin Berisi Makin Merunduk


Oleh Abu Aisyah


Tidak dapat dipungkiri bahwa kehidupan manusia dipenuhi dengan cobaan dan fitnah, baik itu yang bersifat kesenangan ataupun kesusahan. Fitnah dalam hal ini cobaan bisa berupa hal-hal yang dirasakan menyenangkan oleh manusia. Adanya ilmu yang kita miliki adalah salah satu dari fitnah tersebut. Kepemilikan ilmu sejatinya adalah salah satu amanah yang harus ditunaikan oleh pemiliknya, sehingga ilmu itu dianggap bermanfaat ketika dapat diamalkan dan dirasakan manfaatnya oleh orang lain. Kemanfaatan ilmu oleh orang lain bisa berupa manfaat dalam bentuk fisik dan bisa juga dari non fisik semisal perilaku dari pemilik ilmu tersebut.
Perilaku dari seseorang yang berilmu jelas berbeda dengan mereka yang memiliki ilmu setengah-setengah apalagi yang tidak memiliki ilmu. Semakin ilmu seseorang dalam semakin perilakunya terlihat dalam kehidupan sehari-hari. Ibarat padi, seseorang yang semakin banyak ilmunya semakin dipenuhi dengan sikap tawadhu', rendah hati dan bersahaja di depan orang lain. Tidak ada unsur kesombongan padanya apalagi sampai berbangga dengan ilmunya.
Kesombongan biasanya muncul pada orang-orang yang memiliki ilmu hanya setengah-setengah, smbong sendiri bukan hanya bangga dan memamerkan keilmuannya namun lebih dari itu yaitu menolak kebenaran dan menyepelekan manusia atau menganggap rendah mereka.
Inilah di antara ciri dari dalamnya ilmu seseorang, betapapun ia memahami tentang suatu permasalahan tidak dengan serta merta menganggap orang lain lebih rendah dari dirinya. Ia tidak memandang manusia dari segi dhahirnya saja, bahkan ia memandang manusia dari hatinya yang dipraktekan dalam pemahamannya terhadap mereka. Sikap menyepelekan manusia sering kali menjangkiti mereka yang memiliki ilmu hanya setengah-setengah, merasa dirinya lebih baik dari orang lain, merasa lebih bertakwa, merasa lebih baik dan merasa lebih dekat kepada Allah ta'ala. Sikap ini menjadi bibit-bibit kesombongan yang akan menggerogoti keilmuan kita.
Sudah menjadi keniscayaan ketika seseorang memiliki ilmu yang banyak akan semakin bijak, bijak dalam menyikapi setiap permasalahan dan juga bijak dalam menghukumi orang lain. Ia tidak gegabah dalam menilai seseorang hanya dari penampilannya saja. Sikap seperti ini sangat diperlukan terutama bagi para da'i yang menyeru ke jalan Allah ta'ala. Mereka tidak menganggap rendah mad'u yang bisa jadi belum paham tentang agama ini, tidak mencela mereka dan tidak menghardik mereka ketika mereka melakukan kesalahan, apalagi karena mereka jahil tentangnya. Kejahilan di sini lebih bermakna ketidak pahaman terhadap suatu hukum, bisa jadi mereka mengetahuinya akan tetapi tidak memahami secara sempurna. Di sinilah peran seorang yang 'alim untuk menyikapi mereka dengan bijak, tidak harus membenci mereka apalagi sampai merendahkannya. Semakin ilmu seorang dalam semakin ia memahami bagaimana harus bersikap terhadap orang-orang jahil tersebut. Apakah menganggap mereka jahil juga bagian dari kesombongan? Bisa jadi iya..... sombong itu memang suatu perilaku yang selalu ada dan sulit untuk menghilangkannya. Maka kita harus berhati-hati dengannya, jangan sampai kita terjatuh hanya karena menganggap orang lain jahil dan kita lebih 'alim.
Buktikanlah bahwa “Semakin Berisi Semakin Merunduk” semakin kita berilmu kita semakin jauh dari kesombongan, merasa diri 'alim dan merendahkan orang lain termasuk menolak kebenaran yang sampa kepada kita, semoga kita terhindar dari sikap-sikap seperti itu..... Wallahu a'lam.    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...