Senin, 14 Maret 2011

Seri Motivasi Islami : Bekerjalah…..


Oleh : Abu Aisyah

Hari-hari terus berlalu membawa kita menapaki tahapan demi tahapan kehidupan ini. Demikian pula ia telah membawa kita kepada zaman demi zaman yang memiliki karakteristik dan perbedaan yang sangat kentara. Jika dulu seseorang sudah dapat hidup tenang ketika sudah memiliki beras, kini beras saja tidak cukup, ia membutuhkan lauk pauk dan kebutuhan lainnya. Bisa jadi dahhulu seseorang sudah merasa tenang ketika sudah memiliki stok beras karena untuk lauk pauknya bisa mencari di sawah atau di kebunnya.
Kini semua itu tidak mungkin lagi terjadi, sawah-sawah telah banyak berubah menjadi apartemen mewah, kebunpun sudah menjadi ruko. Maka untuk mencari tambahan makanan tidak bisa lagi mencari di sawah atau di kebun. Ia hanya dapat dipenuhi dengan uang. Uang adalah “berhala” baru yang menjadi tumpuan semua orang.
Dalam rangka mendapatkan uang inilah seseorang bekerja dalam berbagai lini kehidupan. Dari mereka yang menarik becak di pinggir jalan, hingga mereka yang berkera di perkantoran, dari para pemulung yang mengais rongsokan hingga para eksekutif yang berpetualang di bursa saham. Semuanya bekerja…. Untuk mendapatkan uang.
Dalam Islam tidaklah tercela bekerja untuk mendapatkan uang. Bahkan ia adalah bentuk kemuliaan seseorang serta melaksanakan firman Ar-Rahman :
وَابْتَغِ فِيمَآءَاتَاكَ اللهُ الدَّارَ اْلأَخِرَةَ ولاَتَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِن كَمَآأَحْسَنَ اللهُ إِلَيْكَ وَلاَتَبْغِ الْفَسَادَ فِي اْلأَرْضِ إِنَّ اللهَ لاَيُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. QS Al-Qashas : 77.
Inilah panduan Islam dalam bekerja, dengannya seseorang akan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun bukan berarti bekerja menjadi alasan untuk tidak beribadah kepadaNya, inilah yang menjadi permasalahan kita. Dengan alasan bekerja dan sesuai dengan jam kerja seseorang dengan suka cita meninggalkan kewajiban-kewajibannya sebagai hamba. Melalaikan shalat adalah salah satu dari beberapa hal yang sering dilanggar oleh kita. Baik itu dari segi pelaksanaannya ataupun dalam hal berjamaahnya. Jika shalat yang menjadi ciri seorang muslim saja sudah dilalaikan bagaimana pekerjaan itu akan mendapatkan kebaikan? Seseungguhnya bekerja adalah sarana untuk beribadah kepadaNya, maka jika sarana ini justru dijadikan tujuan utama niscaya kemuliaan bekerja tidak lagi ada.
Karena itu, merujuk kepada ayat Al-Qur’an sebelumnya bahwa bekerjalah…… ia adalah sarana untuk mendapatkan harta benda yang akan mengantarkan kita kepada keridhanNya. Wallahu a’lam.  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...