Oleh: Misno bin Mohamad Djahri
Manusia adalah makhluk Allah Ta’ala
yang hidup sesuai dengan kehendakNya, salah satu dari kehendak Allah Ta’ala
yang menjadi fitrah manusia adalah adanya kehidupan dan kematian, serta Kesehatan
dan kesakitan. Allah Ta’ala berfirman:
كُلُّ نَفْسٍۢ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ
ۗ وَنَبْلُوكُم بِٱلشَّرِّ وَٱلْخَيْرِ فِتْنَةًۭ ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
Tiap-tiap yang berjiwa akan
merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan
sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami lah kamu
dikembalikan. QS. al-Anbiyaa: 35
Ibnu Jarir dalam tafsirnya mengutip
pendapat dari Ibnu ‘Abbas yang menafsirkan ayat ini: “Kami akan menguji kalian
dengan kesulitan dan kesenangan, kesehatan dan penyakit, kekayaan dan
kefakiran, halal dan haram, ketaatan dan kemaksiatan, petunjuk dan kesesatan.”
Maka sakit dan kematian dalah
sunatullah yang tidak bisa ditolak oleh manusia, sakit adalah keadaan di mana tidak
berfungsinya salah satu organ fisik karena berbagai hal. Ada juga sakit yang
tidak berkaitan dengan fisik yaitu sakit hati atau perasaan yang tersakiti,
namun biasanya akan berpengaruh kepada fisik manusia hingga dia jatuh sakit. Sedangkan
kematian adalah terpisahnya ruh dari jasad sebagai satu proses beralihnya
manusia dari alam dunia kea lam barzakh menuju alam akhirat.
Sakitnya manusia memberikan banyak
hikmah dan pelajaran yang bisa diambil, salah satunya adalah peringatan atas
berbagai kesalahan yang telah dilakukannya. Selain juga sebagai penghapus dosa
dan kesalahan serta meningkatkan derajat seseorang. Kesalahan-kesalahan yang
telah dilakukan akan kembali teringat ketika kita dalam keadaan sakit, merasa
menyesal dan ingin memperbaikinya. Itulah salah satu dari hikmah sakit, yaitu
kita sadar bahwa kehidupan di dunia tidaklah selamanya. Bisa jadi sakit adalah
pintu gerbang menuju kematian, apalagi jika sakit yang diderita adalah karena
faktor usia (tua).
Maka adakah nasehat yang lebih dahsyat
dari sakit dan kematian? Jawabannya tidak ada. Sakit yang diderita seseorang
sudah selayaknya menjadi nasehat dahsyat untuk ia segera kembali ke jalan Allah
Ta’ala. Karena dengan sakit itu ia masih diberikan kesempatan untuk muhasabah
(introspeksi diri) atas dosa dan kesalahan yang dilakukan, bertaubat dan
kembali ke jalan Allah Ta’ala adalah satu-satunya jalan ketika sakit menimpa.
Kematian menjadi nasehat dahsyat
bagi orang yang masih hidup di sekitar orang yang meninggal dunia. Dengan melihat
kematian orang lain maka orang yang masih hidup akan sadar bahwa dia juga akan
mati, sehingga akan terus memperbaiki diri, segera meninggalkan segala bentuk
dosa dan kesalahan dan kembali ke jalanNya yang benar.
Semoga sakit yang kita derita,
menjadikan kita kembali ke jalanNya. Sedangkan kematian yang menimpa seseorang
menjadi nasehat bagi orang yang masih hidup di sekitarnya bahwa setiap manusia
akan kembali kepadaNya (meninggal). Entah kapan giliran kita? Tugas kita
menyiapkan diri dari sekarang dengan mengambil hikmah dari sakit dan kematian.
Wallahu a’alam. 16012023.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...