Oleh: Misno Mohamad Djahri
Salah satu dari fase kehidupan
manusia adalah masa dewasa, baik dari usia atau cara berfikirnya. Kedewasaan menjadi
hal yang selalu dinantikan oleh mereka yang masih muda, bahkan ketika kecil,
kita selalu berfikir tentang bagaimana menjadi dewasa. Muncul juga dalam
pikiran dahulu bahwa enak menjaadi orang dewasa dan ingin segera menjadi orang
yang lebih dewasa. Faktanya bahwa ketika usia kita sudah dewasa seringkali cara
berfikir kita juga belum dewasa, bahkan cenderung terbawa cara berfikir
anak-anak yang hanya mementingkan diri sendiri.
Salah satu dari bentuk kedewasaan
adalah berusaha untuk bersikap “tanpa dosa” ketika berjumpa dengan orang yang
mungkin pernah bermasalahan dengan kata. Bisa juga sikap “ramah” dengan orang
yang tidak kita sukai dan bahkan sangat kita benci. Termasuk hari ini saya
berjumpa dengan seseorang yang pernah menjadi pimpinan dan saya dikeluarkan
karena adanya “kesalahan” yang menurutnya fatal. Tentu saja bertahun-tahun saya
berusaha untuk tidak berjumpa dengannya, walaupun sudah tiga kali berjumpa di
kesempatan yang memang harus berjumpa karena bidang keilmuwan yang sama.
Mengucapkan salaam dan menyapa baik
saya ataupun beliau terjadi seolah-olah dulu tidak pernah terjadi apa-apa. Mungkin
sudah lupa, mencoba melupakan, atau memaksanakan diri untuk lupa sehingga
berusaha untuk berinteraksi seperlunya minimal salam sebagai muslim. Bisa jadi
ini adalah sebuah sikap kedewasaan di mana kita mencoba bersikap untuk
melupakan masa lalu dan memulai sebuah lembaran baru. Mirip seperti suami istri
yang bercerai, di mana mereka terkadang bertemu dan berusaha untuk bersikap
seperti biasa sebagaimana berinteraksi dengan orang lain.
Sebuah riwayat dari Rasulullah Shalallahu
Alaihi Wassalam di mana beliau bersikap baik kepada orang-orang munafik
yang ada di Madinah. Padahal beliau bisa saja bersikap keras dan menghukumnya,
tapi ini sebagai suatu hikmah bahwa beliau adalah rahmat bagi seluruh alam. Banyak
sekali sikap beliau yang menunjukan kedewasaan dalam bersikap kepada orang lain
yang dapat dijadikan tauladan bagi umat manusia.
Semoga dengan bertambahnya usia,
kedewasaan kita akan terus bertambah, tentu saja bukan hanya bertambahnya usia
justru yang lebih penting adalah bertambahnya ilmu, keluasan wawasan dan
kematangan pemikiran yang menjadikan kita lebih dewasa. Berfikir lebih dewasa
yang dimaksud adalah yang bersifat positif, bukan dewasa yang berusaha menutupi
hal-hal yang memang telah diatur oleh syariah. Wallahua’lam, 26012023.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...