Minggu, 08 Januari 2023

Selamat Datang dan Selamat Tinggal Dunia Penuh Warna

Oleh: Misno bin Mohamad Djahri

 


Kehidupan di dunia penuh dengan warna, dari warna putih bercahaya hingga hitam pekat. Antara kedua warna ini ada warna abu-abu yang merupakan percampuran dari dua warna dunia yang berbeda. Sejatinya bukan hanya abu-abu, tetapi merah darah, biru perdu, hijau berkilau hingga kuning gading menyatu dalam sebuah rangkaian dunia penuh penuh warna. Nampak indah dan memikat, tetapi sejatinya bertabur maksiat dan juga laknat. Penuh warna yang memesona mata, namun sebenarnya bergelimang hawa dunia dan segala kemurkaanNya.

Dunia penuh warna adalah dunia manusia sejatinya, dunia antara kemuliaan malaikat dan Iblis terlaknat, dunia yang bertabur pahala yang akan berbuah surga bergantian dengan perilaku durjana yang terancam dengan neraka. Silih berganti, berkelindan dan bertukaran setiap masanya, hingga banyak orang tertipu, terjatuh dan sebagian mencoba untuk memahami dunia penuh warna ini.   

Setiap manusia pernah masuk ke dalam dunia penuh warna ini, merujuk kepada sabda Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam:

كُلُّ بَنِى آدَمَ خَطَّاءٌ، وَخَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُوْنَ

Setiap anak Adam pasti berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah yang bertaubat. HR. Thirmidzi.

Maka, bagaimana sikap kita ketika masuk ke dalam dunia penuh warna ini? Baik sengaja ataupun tidak sengaja memasukinya. Jawabannya adalah memahami hakikat dari manusia yang merupakan tempatnya salah dan lupa, ia bukan malaikat tanpa dosa, tapi manusia juga bukan Iblis terlaknat yang hanya menunggu kiamat. Manusia adalah makhluk mulia yang bisa jadi mulia ketika amalan baiknya diterima, atau makluk penuh dosa ketika hawa menguasai dirinya.

Selamat Datang di Dunia Penuh Warna, ketika anda sengaja atau tidak sengaja masuk ke dalamnya. Mungkin anda sadar bahwa ini adalah kesalahan, tapi hawa telah merasuki raga hingga tak kuasa melepaskan belitannya. Anda juga mungkin sadar, bahwa dunia ini penuh dengan pesona raga yang memikat jiwa, namun itu adalah hawa dunia yang tidak ada habisnya. Anda tidak akan puas dengan apa yang ada di dalamnya, ketika satu kenikmatan didapatkan maka kenikmatan lainnya terus menggoda anda. Jika anda terus mengikutinya, maka bersiaplah masa akan membinasakan anda, baik karena raga anda yang mulai renta atau kiamat yang datang tidak diduga.

Selamat Tinggal Dunia Penuh Warna, segeralah kembali kepadaNya ketika anda terjebak dalam dunia penuh warna. Anggaplah sebuah perjalanan kehidupan yang memberi warna dalam hidup anda. Jangan terpesona di dalamnya, karena itu bukanlah dunia sebenarnya. Dunia penuh warna hanyalah fatamorgana yang bertabur hawa dan berujung sengsara jika terus-menerus menurutinya. Ucapkan selamat tinggal kepada dunia penuh warna, apalagi ketika uban sudah mulai tumbuh merata, atau ketika sendi raga mulai berkurang fungsinya.

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:   يَا أَيُّهَا النَّاسُ، تُوْبُوْا إِلَى اللهِ وَاسْتَغْفِرُوْهُ، فَإِنِّيْ أَتُوْبُ إِلَى اللهِ وَأَسْتَغْفِرُهُ فِي كُلِّ يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ

Rasûlullâh Shalllallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘“Wahai sekalian manusia, bertaubatlah kalian kepada Allâh dan mintalah ampun kepada-Nya, karena sesungguhnya aku bertaubat kepada Allâh dan minta ampun kepada-Nya setiap hari sebanyak seratus kali.’”

Selamat Datang dan Selamat Tinggal Dunia Penuh warna adalah bagian dari kehidupan manusia, ketika anda memasukinya maka ambillah hikmah di dalamnya. Begitu banyak pelajaran yang kita ambil, dari mulai memahami hakikat manusia hingga tujuan hidup yang sejatinya harus dijadikan asa utama. Segera setelah memahaminya, ucapkan selamat tinggal dan keluar darinya, karena itulah keputusan utama untuk meraih kebahagiaan tiada tara yang akan abadi selamanya.

Semoga kita semua segera keluar dari dunia penuh warna, berlari dan segera menuju keridhaanNya. Bagi anda yang masih terjebak di dalamnya, berusahalah terus untuk menguatkan niat dengan aksi nyata. Karena kapan lagi anda mengikuti hawa, atau tertipu dengan pesona dunia? Sekarang saatnya, sebelum nyawa (ruh) meninggalkan raga. Semoga… Pagi Ahad, 08012023.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...