Senin, 30 Januari 2023

Persahabatan: Belajar Menyeimbangkan Mizan (Timbangan)

Oleh: Misno bin Mohamad Djahri

 


Persahabatan adalah sebuah kata-kata indah yang penuh dengan makna, ia adalah ikatan antara dua orang atau lebih dalam sebuah persamaan dalam berbagai hal. Sahabat menjadi tema dalam berbagai karya sastra, lagu, film dan berbagai hasil karya manusia. Sahabat sejati menjadi pribadi yang begitu berarti bagi banyak insani, hingga banyak yang berharap memiliki.

Namun, seorang sahabat -bagaimanapun baiknya- adalah manusia biasa, yang tidak lepas dari kesalahan dan alpha. Faktanya persahabatan yang terjalin bertahun-tahun selalu mengalami naik turun, dekat dan jauh, penuh kedamaian dan kadang kesalahpahaman. Ringkasnya bahwa persahabatan tidak lepas dari kesalahpahaman atau berbagai kekurangan yang ada pada masing-masingnya.

Persahabatan yang tidak baik dikenal dengan istilah toxic relationship (hubungan beracun), memang ada beberapa pertemanan yang sejatinya merusak dan merugikan satu pihak atau keduabelah pihak. Jika hubungan seperti ini diteruskan maka orang-orang yang terlibat akan terjatuh dalam kehancuran. Sehingga sebaiknya persahabatan yang toxic harus ditinggalkan. Bagaimana dengan persahabatan yang bercampur-baur antara hal negatif dan positif? Misalnya bersahabat dengan seorang yang terkadang melakukan kesalahan, atau dia termasuk pelaku dosa besar. Bagaimana sikap kita terhadap hal ini?

Persahabatan sudah selayaknya dibangun di atas hal-hal yang positif, karena inilah sejatinya asas sebuah persahabatan. Namun ada saja terkadang sahabat kita melakukan kesalahan, atau diri kita sendiri yang melakukannya bahkan bisa jadi pihak-pihak yang saling bersahabat itu sama-sama melakukannya. Misalnya saja dalam sebuah persahabatan, salah satu dari mereka menghisap rokok, maka sebenarnya ini tidak sehat. Ada juga yang orang-orang yang ada dalam persahabatan ini sama-sama merokok. Apakah persahabatan ini harus diputuskan? Atau tetap dijalankan dengan segala kekurangan?

Kembali kepada sifat dari manusia yang menjadi tempatnya salah dan dosa, maka persahabatan juga terkadang tercemari oleh hal-hal yang tidak diinginkan. Maka bukan memutuskan persahabatan ini, tetapi memberikan nasehat kepada mereka yang melakukan dosa dan kesalahan. Atau bersama-sama berusaha menjadi lebih baik dan meninggalkan segala bentuk dosa dan kesalahan secara bersama-sama. Misalnya kita bersahabat dengan orang yang suka sesama, maka bukan berarti kita harus meninggalkannya tetapi dengan menasehatinya terus menerus dengan berbagai cara agar ia kembali ke fitrahNya. Bagaimana jika keduanya adalah sama, maka berusaha saling memotivasi agar dapat meninggalkan segala kebiasaan yang mengundang murkaNya. Mungkin entah bila, tapi yang pasti sudah ada upaya untuk meninggalkannya atau minimal menguranginya.

Persahabatan yang kita bina apabila ada hal-hal negatif-nya maka cobalah untuk menyeimbangkannya serta lebih baik lagi menambahkan nilai positif juga kebaikan-kebaikan yang akan memberatkan mizan (timbangan) amal baik di akhirat nanti. Ya… mungkin bagi insan yang memiliki persahabatan namun ada noktah-noktah kesalahan di dalamnya, maka berbuat baiklah agar timbangan untuk persahabatan itu akan lebih barat nilai positif-nya daripada negatifnya.

Sebagai manusia, kita hanya berusaha dan terus berusaha agar persahabatan yang kita bina akan membawa kepada keridhaanNya serta memasukan ke dalam surgaNya di akhirat sana. Inilah makna sahabat dunia akhirat, sahabat yang membawa kepada kebaikan di dunia dan juga di akhirat. Wallahu a’lam, 30012023. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...