Cinta Tak Selamanya Indah
Oleh: Misno bin Mohamad Djahri
Fajar Sadboy menjadi fenomena baru
generasi muda saat ini, kesedihan mendalam karena diputus cinta menag sangat
menyakitkan bagi generasi muda. Apalagi jika karakter awalnya adalah baper
(bawa perasaan)-an, tidak percaya diri, minder dan sifat negative lainnya pada
diri seseorang, maka semakin lengkap sudah penderitaannya hingga hidup serasa
bagai neraka dan keinginannya hanya satu yaitu mengakhiri kehidupan di
dunianya. Nama Fajar Sadboy semakin viral dengan lagu yang dinyanyikannya dengan
judul “Cinta Tak Selamanya Indah”, sebuah lagu yang menggambarkan keadaan
dirinya saat ini. Apakah ada yang salah dengan judul lagunya? Bagaimana Islam
memberikan solusinya?
Cinta adalah anugerah dari Allah Ta’ala,
ia berupa rasa suka, kagum, simpati, senang kepada orang lain. Rasa ini muncul
bersamaan dengan tumbuh berkembangnya manusia, sejak masa kecil, anak-anak,
remaja, dewasa bahkan orang yang sudah tua akan selalu merasakan rasa ini. Jika
masa anak-anak dan remaja rasa cinta itu berupa sayang dan memerlukan
orang-orang terdekatnya, maka pada usia remaja dan pemuda rasa cinta ini
mengarah kepada lawan jenis yang menurutnya sesuai dengan perasaannya. Pada kasus
penyimpangan lainnya, ia juga muncul pada sesame jenis yang dianggap cocok dan
sesuai dengan “perasaannya”. Semakin bertambah usia maka kematangan cinta
mencapai puncaknya, hingga cinta orang dewasa akan lebih sempurna, logis dan
selalu membawa kepada keindahan dan kebahagiaan walaupun mungkin tidak saling
memiliki.
Permasalahan utama khususnya bagi
remaja dan pemuda, sebenarnya termasuk orang dewasa juga adalah membedakan
antara cinta dan hawa nafsu. Ya… menyukai seseorang seringkali diawali dengan
tampilan fisik yang menawan, cantik dan tampan selalu menjadi awal rasa suka
itu. Selanjutnya mungkin ditambah dengan perilaku yang sopan dan baik, ramah,
suka menolong dan peduli dengan orang lain. Tapi intinya tetap pada sesuatu
yang terlihat oleh pandangan, terdengar oleh telinga dan pada tingkatan yang lebih
tinggi seharusnya sampai di rasa di hati. Rasa cinta yang muncul memang
seringkali dihiasi dengan hawa nafsu, apakah hal ini salah? Tentu saja tidak serratus
persen salah, karena itu adalah fitrah manusia yaitu mencintai orang lain yang
menurutnya sesuai dengan perasaannya. Kesalahannya adalah ketika hawa nafsu itu
lebih mendominasi sehingga cinta yang selalu indah menjadi rusak karena hawa
nafsu yang menguasai.
Membahas tentang cinta sejatinya
Islam telah mengajarkannya, bagaimana cinta yang merupakan anugerah dari Allah
Ta’ala haruslah dijaga dan dipelihara agar selalu sesuai dengan syariahNya. Cinta
kepada Allah Ta’ala menjadi dasar dan pondasi bagi cinta kepada seluruh makhlukNya,
sehingga cinta akan selalu indah. Tidak mengapa ketika cinta diawali dengan
rasa suka dengan fisik, penampilan dan perilakunya, tetapi kemudian dikuatkan
dan didasari lagi dengan cinta karena Allah Ta’ala dan rasulNya. Sebagai contoh,
seseorang yang mencintai orang lain kemudian keduanya menikah maka kecintaan
keduanya akan semakin abadi dengan dasar cinta karena Allah Ta’ala. Jika ada
istilah “Cinta Tak Harus Memiliki” juga berlaku pada cinta sejati, karena
kecintaan kepada Allah Ta’ala yang terimplementasi dalam cinta kepada orang
lain akan menjadikannya tetap mencintai seseorang tanpa harus memiliki dalam
sebuah ikatan.
Cinta Selalu Indah jika cinta itu
didasari oleh cinta karena Allah Ta’ala, cinta yang tidak indah adalah ketika
cinta itu didominasi oleh hawa nafsu, semisal hanya ingin menikmati fisiknya. Cinta
seperti ini bahkan akan segera tiada seiring dengan berlakunya masa. Cinta karena
hawa nafsu atas kecantikan atau kegagahan seseorang akan hilang ketika orang
yang dicintai semakin tua atau memiliki sifat yang tidak kita sukai. Bahkan cinta
yang hanya didasari hawa nafsu akan menyiksa pemiliknya ketika tidak disambut
oleh orang yang dicintainya, “Bertepuk Sebelah Tangan” adalah cinta yang tidak
diterima oleh orang yang dicintainya.
Cinta yang tidak diterima oleh
orang yang dicintai pecintanya adalah cinta yang menurutnya tidak selamanya
indah. Padahal cinta itu masih bisa tetap ada tanpa harus mendapatkan sambutan,
karena cinta karena Allah Ta’ala tetap akan ada yaitu cinta pada seseorang
karena orang tersebut melaksanakan seluruh syariah Allah Ta’ala dan mengikuti
sunnah nabiNya. Menyadari bahwa cinta yang tidak diterima lebih kepada cinta karena
hawa manusia akan menjadikan jiwa lapang dada untuk menerimanya. Karena cinta
haruslah saling memberi dan menerima antara dua pihak yang saling mencinta, dan
agar cinta itu abadi maka cinta karena Allah Ta’ala adalah pengikatnya.
Akhirnya, Cinta Selalu Indah ketika
rasa cinta itu didasari kecintaan kepada Allah Ta’ala. Walaupun tidak harus
memiliki tetapi rasa cinta itu akan selalu ada, cinta pada seseorang karena
orang tersebut melaksanakan syariah Allah dan RasulNya. Semoga kita selalu
mendapatkan cintaNya, Cinta yang Selamanya Indah, hingga di akhir masa… Pagi Penuh
Cinta di Bogor, 02012023.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Uktub Your Ro'yi Here...