Jumat, 13 Januari 2023

Bersedihlah sebelum bersedih itu dilarang

Oleh: Misno bin Mohamad Djahri

 


Kesedihan adalah sifat alamiah dari manusia, ketika badan terluka maka jiwa akan merasakan sakitnya hingga kesedihan akan terasa. Demikian pula ketika jiwa tersakiti, maka seluruh sendi akan sakit tiada terperi, bahkan lebih sakit dari luka di raga ini. Tentu saja sifat alamiah ini tidak terlarang, bahkan menangis menjadi satu luapan kesedihan yang paling mendalam dan diboleh dalam Islam.

Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam menangis ketika anak beliau yang Bernama Ibrahim meninggal dunia. Oleh karena itu bersedihlah… sebelum bersedih itu dilarang. Pertanyaan yang muncul adalah “Kapan kesedihan itu dilarang?” apakah ada ayat al-Qur’an yang melarang kita untuk bersedih?

Larangan bersedih banyak sekali di dalam ayat-ayat al-Qur’an, salah satunya adalah firman Allah ta’ala:

وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

“Janganlah kamu lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, karena kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman” (QS. Ali Imran: 139).

Ayat ini melarang untuk bersedih dan bersusah hati, karena sejatinya orang-orang yang beriman memiliki derajat dan kemuliaan yang tinggi sehingga tidak perlu risau dengan berbagai persoalan yang dihadapi. Kesedihan yang dimaksud terkait dengan kesedihan yang muncul dari musibah yang berkaitan dengan keduniaan. Pada ayat lainnya dijelaskan:

وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ

“Dan janganlah kamu berduka cita terhadap mereka” (QS. An-Nahl: 127).

Ayat ini terkait dengan firman Allah Ta’ala kepada Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam agar jangan bersedih dengan keadaan orang-orang kafir yang tidak mau beriman. Imam As-Suyuti menfsirakan ayat ini dengan mencatat “(Bersabarlah dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah) berkat taufiq-Nya (dan janganlah kamu bersedih hati terhadap kekafiran mereka) terhadap kekafiran orang-orang kafir, jika mereka tidak juga mau beriman, karena kamu menginginkan dengan sangat akan keimanan mereka (dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu-dayakan) artinya janganlah engkau hiraukan tipu muslihat mereka, karena sesungguhnya Akulah yang akan menolongmu dalam menghadapi mereka.”

Sebab larangan terkait dengan kesedihan dalam firmanNya:

لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا ۖ

“Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita” (QS. At-Taubah: 40)

Ini adalah ucapan Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam kepada shahabatnya Abu Bakar ketika mereka dikejar kaum kafir Quraisy manakala keduanya bersembunyi di gowa dalam perjalanan hijrah ke Madinah. Jangan bersedih, karena Allah Ta’ala selalu Bersama kita, menjaga kita dan memberikan jalan terbaik untuk kita. Demikianlah kurang lebih maknanya, bahwa larangan bersedih jika kita yakin berada di jalan kebenaran, karena yakin Allah Ta’ala akan menolong kita.

Makna ini selaras dengan kalamNya:

لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

“Mereka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati” (QS. Al-Baqarah: 38)

Mereka yang tidak pernah bersedih hati adalah yang mengikuti petunjuk dari Allah Ta’ala dalam bentuk melaksanakan seluruh syariatNya. Ayat lainnya menjelaskan khabar orang-orang yang telah masuk ke dalam surga yang mereka tidak lagi memiliki rasa kesedihan:

بَلَى مَنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَلَهُ أَجْرُهُ عِنْدَ رَبِّهِ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

”Tidak! Barang siapa menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah, dan dia berbuat baik, dia mendapat pahala di sisi Tuhannya dan tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.” QS. Al-Baqarah:112.

Maka mumpung masih di dunia bersedihlah ketika diri kita jauh dari ketakwaan kepadaNya, jauh dari syariahNya, jauh dari petunjukNya. Bersedih iitu dilarang (Jangan Bersedih) ketika kita telah berhijrah, menapaki jalan hidayah dan berusaha istiqamah menjalankan seluruh perintahNya dan menjauhkan segala laranganNya. Wallahua’lam, 13012023.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...