Jumat, 13 Januari 2023

Ketika Duka Nestapa Menimpa Jiwa Manusia

Oleh: Dr. Misno, SHI., SE., MEI

 


Allah Ta’ala menciptakan manusia dengan segala keistimewaannya, salah satunya adalah akal dan rasa yang tidak ada pada makluk lainnya. Akal yang digunakan untuk mencari sebuah kebenaran dari Ar-Rahman, dan rasa yang digunakan untuk mengekspresikan keadaan manusia. Rasa akan nampak ketika sebuah peristiwa ada pada setiap manusia, ketika sesuatu yang disenangi oleh jiwa atau raga ada maka rasa senang dan Bahagia nampak dari senyum dan tawa yang lepas dan juga jiwa yang nyaman dan penuh dengan kelapangan. Namun ketika sesuatu yang menyakitkan menimpa maka duka nestapa dan gundah gulana hadir menyelimuti jiwa dan raga.

Kesedihan yang merasuk ke dalam jiwa hingga memunculkan rasa gundah-gulana, duka nestapa yang disebabkan oleh penderitaan raga atau kekosongan jiwa. Bagaimana Islam memberikan pedoman ketika kesedihan menyapa?

Tentu saja sebagai orang beriman kita harus meyakini bahwa segala hal yang ada pada diri kita adalah kuasa dari Allah Ta’ala, termasuk rasa duka yang sangat menyiksa. Maka karena sumbernya datang dariNya, maka Islam memberikan tuntunan agar menyerahkan dan mengadukan kepadaNya. Sebagaimana kalamNya:  

إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللَّهِ

“Sesungguhnya hanya kepada Allah aku mengadukan penderitaan dan kesedihanku” QS. Yusuf: 86.

Sebab turunnya (asbaab al-nuzul) dari ayat ini adalah penderitaan dari ayah Nabi Yusuf yaitu Nabi Ya’qub yang begitu mendalam karena kehilangan putra kesayangannya yaitu Nabi Yusuf. Begitu lama kesedihan itu, hingga dalam salah satu riwayat mata beliau menjadi buta karena terus-menerus menangis. Namun, beliau tetap mengadukan semuanya hanya kepada Allah Ta’ala, manusia lainnya hanya melihat apa yang dhahirnya.

Salah satu cara mengadukan segala bentuk kesedihan dan duka nestapa adalah dengan berdoa kepadaNya agar terhindar dari segala bentuk kesusahan, duka nestapa serta gundah gulana. Sebagaimana riwayat dari Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ

“Ya Allah aku berlindung kepadaMu dari gundah gulana dan rasa sedih…” HR. Bukhari dan Muslim.

Maka, sebagai muslim kita harus mengikuti tuntunan ini, yaitu ketika kesedihan baik yang ringan ataupun yang mendalam menimpa kita maka adukan, sampaikan hanya kepada Allah ta’ala dan berdoa dengan kebaikan atas kesedihan ini dan menggantinya dengan hikmah dan kebaikan. Demikian pula kita juga diberikan tuntunan untuk berdoa agar berlindung dari segala bentuk gundah gulana dan kesedihan yang mendalam. Doa ini memiliki dua fungsi, pertama agar terhindar dari segala bentuk kesedihan dan yang kedua diberikan kekuatan untuk menghadapi segala bentuk kesedihan tersebut. Wallahu a’alam, 13012023.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...