Senin, 16 Januari 2023

'Me Time' bagi Seorang Muslim

Oleh: Misno bin Mohamad Djahri

 


Kehidupan di era sekarang yang penuh dengan tantangan, persaingan dan hiruk-pikuk dunia meniscayakan adanya waktu yang digunakan untuk diri sendiri yang biasa disebut dengan me time atau waktu untuk diri sendiri. Banyak orang menggunakan istilah me time untuk kegiatan pribadi yang sifatnya hiburan, healing, mencari kesenangan untuk diri sendiri dan kegiatan yang tidak melibatkan orang lain. Padahal me time bisa digunakan lebih bermakna apabila diselaraskan dengan nilai-nilai agama. Bagaimana caranya?

Islam sangat memperhatikan keadaan individu seseorang, sehingga setiap individu diperintahkan untuk memperhatikan apa yang sudah disiapkan untuk hari esok. Allah Ta’ala berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌۭ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۢ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ

Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. QS. al-Hasyr/59:18.

Merujuk pada ayat ini maka me time dapat dilakukan dengan muhasabah diri, yaitu memikirkan, memperhatikan dan merencanakan segala hal untuk hari esok. Konteks muhasabah atau mengoreksi diri dianjurkan dalam Islam. Salah satunya adalah atsar  dari  Umar bin al-Khaththab, beliau mengatakan,

حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوا، وَتَزَيَّنُوا لِلْعَرْضِ الأَكْبَرِ

“Koreksilah diri kalian sebelum kalian dihisab dan berhiaslah (dengan amal shalih) untuk pagelaran agung (pada hari kiamat kelak)” HR. Tirmidzi.

Demikian pula diriwayatkan dari Maimun bin Mihran, beliau berkata,

لَا يَكُونُ العَبْدُ تَقِيًّا حَتَّى يُحَاسِبَ نَفْسَهُ كَمَا يُحَاسِبُ شَرِيكَهُ

“Hamba tidak dikatakan bertakwa hingga dia mengoreksi dirinya sebagaimana dia mengoreksi rekannya” HR. Tirmidzis.

Selanjutnya Imam Ibnu Taimiyah berkata, Hendaklah seorang hamba memiliki waktu-waktu khusus menyendiri untuk berdoa, shalat, merenung, muhasabah dan memperbaiki hatinya”. (Majmu’ Fatawa 10/637).

Merujuk pada perkataan shahabat dan para ulama tersebut jelas sekali bahwa kita sebagai seorang muslim haruslah memiliki waktu khusus untuk bermuhasabah, introspeksi diri dan merencanakan masa depan baik di dunia atau nanti di akhirat agar lebih baik sesuai dengan harapan. Sehingga me time adalah waktu yang tepat untuk melakukan hal tersebut. Jangan sampai me time hanya diisi dengan hal-hal yang menyenangkan diri sendiri apalagi sampai melakukan hal-hal yang tidak diperbolehkan dalam Islam.

Waktu me time sendiri tidak ditentukan secara khusus, namun dalam Islam waktu terbaik adalah ketika manusia lain sudah tidur, suasana sepi dan hanya dia dan Rabb-nya yang mengetahui, yaitu sepertiga malam. Waktu ini sangat istimewa karena Allah Ta’ala turun ke langit dunia untuk mendengar keluh kesah hambaNya. Sudahkan kita melakukannya? Semoga kita dimudahkan dalam melakukan me time di sepertiga malam. Wallahu a’lam, 16012023.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...