Senin, 02 Mei 2011

Jangan Cepat Bilang Sesat

Oleh : Abu Aisyah



Anugerah Islam adalah kenikmatan yang tidak bisa dibandingkan dengan apa pun, ia telah memisahkan antara seorang muslim dan kafir, antara calon penduduk surga dan neraka. Nikmat Islam telah menjadikan kita mulia di atas syariahNya :
فَمَنْ يُرِدِ اللَّهُ أَنْ يَهدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ
Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. QS Al-An'am ayat 125. 
Namun anugerah Islam tersebut kini tengah diuji, kenapa? karena kondisi agama Islam saat ini telah terpecah belah dalam berbagai kelompok dan golongan, sebagian mereka bangga dengan kelompoknya masing-masing, selain itu mereka juga mengklaim bahwa kelompok merekalah yang paling benar. Hal ini tentu membuat kita bingung dengan banyaknya kelompok-kelompok Islam tersebut.  
Jika dahulu Islam hanya satu, yaitu Islam yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Shalallahu ‘alahi wa salam, kini ia telah terpecah menjadi berbagai firqah, kelompok, madzhab, sekte, jama'ah dan aliran-aliran kepercayaan.
Walaupun dakwaan mereka mengikuti sunnah Nabi, namun kita harus berhati-hati karena seringkali itu hanya klaim saja tanpa bukti pasti. Lalu bagaimana kita menyikapi hal ini? haruskah kita mengikuti salah satu dari kelompok tersebut, atau  kita berlepas diri dari mereka semua? Sebuah kaidah yang menjadi judul buku ini adalah "Jangan Cepat Bilang Sesat!"  
Terpecah-belahnya umat Islam saat ini menjadikan kondisi umat labil, ia ibarat buih di lautan yang terombang-ambing gelombang. Pada saat yang demikian umat Islam memerlukan adanya sebuah "kepastian" hukum dan penjelasan qath'i, sebenarnya kelompok mana yang sesat dan seperti apa kelompok yang selamat? Tentu bukan klaim yang kita inginkan. Terlalu tergesa-gesa memvonis sesat suatu kelompok juga mengakibatkan kita terjatuh kepada kesesatan lainnya.
Pengakuan bahwa sebuah kelompok adalah benar dan tidak sesat memerlukan adanya bukti-bukti, demikian pula sebuah kelompok dikatakan sesat jika ada bukti-bukti yang mendukungnya. Dengan bukti inilah kita dapat membedakan siapa yang sesat dan siapa yang selamat. Sekali lagi jangan cepat menyatakan suatu kelompok itu sesat.
Buku ini tentu tidak untuk menjustifikasi suatu kelompok tertentu sesat atau selamat, terutama kelompok-kelompok (jama'ah) dakwah yang ada di masyarakat kita, ia hanya memberikan panduan bagaimana sebuah kelompok bisa dikatakan sesat dan sebuah kelompok bisa dikatakan selamat, baik secara keseluruhan atau bagian-bagiannya saja. Lebih jauh dari itu buku ini memberikan sebuah kaidah dan prinsip agar kita tidak terjatuh kepada menyesatkan kelompok lain dengan tergesa-gesa tanpa adanya bukti.  
Bisa jadi kelompok-kelompok Islam yang ada saat ini tidaklah sesat secara  keseluruhan, mungkin hanya hasil-hasil dari pemikiran mereka yang cenderung mengarah kepada satu paham tertentu. Atau bisa jadi subhat-subhat yang telah dihembuskan oleh musuh-musuh Islam sehingga suatu kelompok termakan oleh subhat tersebut. Belum lagi ada kelompok-kelompok yang dengan mudah mengklaim bahwa kelompok ini sesat, kelompok itu sesat.
Karena itu kita tidak bisa mengatakan bahwa suatu kelompok itu sesat atau selamat tanpa adanya penegakkan hujjah atas mereka. Jangan Cepat Bilang Sesat !  
Pada dasarnya semua kelompok dalam Islam bertujuan untuk sebuah kebaikan, hanya saja niat dan tujuan yang baik tidak bisa dibenarkan jika dilakukan dengan jalan yang tidak tepat. Seseorang yang terpaksa mencuri hanya untuk memberi makan keluarganya tetaplah seorang pencuri yang dianggap bersalah di depan hukum, demikian pula suatu kelompok dakwah yang meyakini atau menjalankan suatu amalan yang tidak disyariatkan oleh Islam maka tetaplah hal itu tidak benarkan oleh Allah ta'ala, dan dapat divonis bahwa amalan tersebut adalah sesat.
Pentingnya pemahaman mengenai kelompok mana yang sesat dan kelompok mana yang selamat didasarkan pada pemahaman bahwa pada bidang-bidang hukum, fiqh dan dalam menghadapi realita sosial bisa jadi mereka berbeda pendapat.
Sebagai contoh ada dua orang yang shalat tarawih, yang satu shalat sebelas raka'at, sementara yang lainnya shalat dua puluh tiga rakaat, mana yang salah? jawabannya adalah keduanya benar dan tidak ada yang salah. Karena ini bukanlah perpecahan, ia hanya perbedaan pendapat yang dimaafkan oleh Islam. Intinya adalah pada masalah-masalah fiqh maka di sana diperbolehkan untuk berbeda pendapat.
Adapun dalam masalah aqidah (ushuluddin) maka tidak boleh adanya perbedaan pendapat padanya. Seseorang yang menyatakan bahwa Allah itu ada dua, atau Allah itu mempunyai anak, jelas orang dan kelompok yang menyatakan demikian itu telah sesat. Demikian juga jika ada seseorang yang mengaku sebagai nabi setelah Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa salam atau Imam Mahdi, maka dapat dipastikan bahwa dia telah sesat.
Dalam ruang lingkup masalah aqidah atau tauhid inilah seseorang harus dikatakan sesat atau selamat, ia sebagai timbangan untuk memvonis setiap kelompok Islam yang menyimpang dari aqidah Islam. Jadi bukanlah sebuah ketergesa-gesaan ketika suatu kelompok disebut sesat ketika telah tegak padanya hujjah dan ternyata dia menentang dari pokok-pokok hukum Islam.  
Dari sini kita dapat simpulkan bahwa sesat atau selamatnya suatu kelompok sangat dipengaruhi oleh keyakinan dan aqidahnya, jika aqidahnya selamat maka mereka bukan orang sesat, namun jika aqidahnya sesat maka mereka adalah  kelompok sesat. Ada standard yang harus diikuti ketika kita mengklaim suatu kelompok itu sesat, dan standard tersebut adalah aqidah atau tauhid.    
Kemunculan berbagai kelompok Islam yang ada saat ini adalah fenomena yang telah diprediksi oleh Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa salam sebagaimana sabdanya :
افْتَرَقَتْ الْيَهُودُ عَلَى إِحْدَى أَوْ ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً وَتَفَرَّقَتْ النَّصَارَى عَلَى إِحْدَى أَوْ ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِي عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً
Orang Yahudi telah berpecah belah menjadi tujuh puluh satu kelompok dan Nashrani telah berpecah belah menjadi tujuh puluh dua kelompok dan umatku akan berpecah belah menjadi tujuh puluh tiga kelompok. HR Abu Dawud.
Prediksi Nabi Muhammad Shalallahu ‘alahi wa salam bukan berarti beliau ridha dengan adanya kelompok-kelompok tersebut, justru dalam riwayat yang lain beliau memberikan solusinya :
إن بني إسرائيل افترقوا على إحدى وسبعين ملة ، وتفترق أمتي على ثلاث وسبعين ملة كلها في النار إلا ملة واحدة » فقيل له : ما الواحدة ؟ قال : « ما أنا عليه اليوم وأصحابي
Sesungguhnya Bani Israil telah terpecah menjadi tujuh puluh satu golongan, dan umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan, semuanya di neraka kecuali satu kelompok. Maka ditanyakan pada beliau, "Siapakah yang satu itu?". Beliau menjawab "Kelompok yang aku dan para shahabatku berada di atasnya". HR Thirmidzi dan Al-Hakim.  
Maksud hadits ini adalah bahwa kelompok yang selamat tersebut adalah mereka yang berislam sesuai dengan yang dilaksanakan oleh Nabi Muhammad Shalallahu ‘alahi wa salam dan para shahabatnya. Ini adalah jalan keluar dari perpecahan yang ada.
Namun lagi-lagi setiap kelompok juga mendakwahkan diri bahwa mereka adalah pengikut Nabi dan para shahabatnya. Mereka mengklaim bahwa kami adalah pembela keluarga Nabi Muhammad Shalallahu ‘alahi wa salam, sebagian lagi mengatakan kami adalah orang-orang yang konsisten dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Inilah masalah rumit yang harus kita selesaikan bersama. Siapa yang sesat dan siapa yang selamat? Ingat Jangan Cepat bilang Sesat!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...